Thursday 24 October 2013

My Vision Board

It's been 4 days since i arrived in Labuan. Finished with my pilot study yesterday. So, hari ni boleh meronggeng2 hehe. Tapi tak meronggeng mana la. Sibuk buat order Shaklee. Register ahli baru. Melayan anak downlines dengan pertanyaan dan issue masing2. Dan, hari ni baru ada masa nak produce my own visionboard. Mama Cery dah lama suruh buat. Tapi takde masa. Ada satu semangat baru yang lain macam bila duk menatap visionboard yang aku buat ni. Especially tang debt free tu. Tak sabar nak achieve financial freedom!

So, here is my visionboard. Cun tak? heee...


Kalau ikutkan hati macam-macam lagi impian and target aku nk letak. Tapi buat masa sekarang, let's focus on this four first. InsyaAllah dengan group volume yang semakin bertambah dari hari ke hari, it's just a matter of time je aku akan capai semua ni. Siapa yang berusaha, akan ada ganjaran buatnya. 

Masa mula-mula buat Shaklee, beberapa bulan pertama aku bergerak solo. Perit nak kumpul point and capai target setiap bulan. Tapi now group dah berkembang, downlines pun ramai yang aktif berbisnes, senang2 je dapat maksimum bonus percent. Syukur pada Allah. Alhamdulillah :)

Pasni nak print and laminate visionboard ni, nak tampal kat peti ais, tampal kat opis, tampal kat kepala katil, jadikan dekstop background. I wanna tampal it everywhere. Biar melekat dalam kepala. haha.. 

Chayyuk rin! U can do it! Few more steps, then all of your dreams would come true insyaAllah. Ayuh!

Tuesday 22 October 2013

Things happened for many reasons.

Hidup aku masa kecil tidak sesenang orang lain. Sejak dari kecik, berliku sana sini. Di saat orang lain hidup bahagia di samping mak dan ayah masing2, aku tinggal dengan nenek, bersama seorang toki yang sakit misteri, dan seorang pak sedara yang juga sakit mental. Mak aku seorang janda. Kais pagi makan pagi.

Di saat kanak-kanak lain hidup tenang di rumah mereka, aku hidup dalam ketakutan. Setiap hari pak sedara aku akan mengamuk. Jika bernasib baik pada hari tu, dia hanya marah-marah dan menengking sana sini. Nasib tak baik, aku akan disepak terajang. Nenek aku pun sama. Bertempiaran kami lari minta perlindungan dan pertolongan dari jiran. Aku simpan satu pisau kecik di bawah bantal, kalau-kalau pak sedara aku naik gila dan serang kami dalam bilik, sekurangnya aku ada perlindungan. Masa menonton tv, aku akan pegang gunting, kalau-kalau tiba-tiba dia datang nk terajang aku dan belasah aku, aku boleh pertahankan diri. Macam tu la hidup aku sampai la aku berjaya masuk kolej.

Tapi dari segi cinta, aku tak banyak masalah. Aku tak pernah betul-betul bercinta masa zaman sekolah. My first love was my husband. Aku tak pernah rasa sakitnya putus cinta macam yang orang lain pernah rasa. I was so lucky when it comes to love.

Tapi Allah tu Maha Kaya. Kau tak layak mengaku cinta kau sejati dan suci, selagi kau tak diuji.

Perit. Sakit. Itu aku tak nafi.

Tapi aku bersyukur yang amat. Allah mengajar aku banyak perkara dari semua yang telah terjadi.

Pengajaran yang tak boleh di beli di mana-mana.

We are in good terms now. Segalanya terungkai. Starting over everything is not easy. But hey, remember, we have Allah right?

We have Allah. We have our love. We have each other.

Aku bersalah. Banyak salah. Kau terima aku seadanya. Aku malu. Pada kau. Pada Allah.

Tapi aku percaya. Pada peluang kedua. Peluang ni untuk kita.

Let's do it again. All over again. Together. Forever. InsyaAllah.


p/s: To my one and only Dibah, thank you so much for putting up with me sepanjang aku giler meroyan.. haha. You have no idea how much you have done for me. Hanya Allah dapat balas semua tu. I owe you dibah. A lot! And i love you babe.. forever and ever and ever! <3 p="">

Sunday 20 October 2013

The Sweetest Love Story :)




I've once loved with all my heart.
But my heart was broken badly. 
I have come to a point where i didn't want to love again. 
I wanted to protect my heart from all the pains caused by love.
But along the way, i found out that i just couldn't do that.
Yes, love hurts. But it is even more hurtful to deny it while it is still strong within u. 
Now i've learned the real meaning of it. 
Love is full of lust. Love is full of excitement. Love is wonderful. 
But love is also full of mistakes. To love is to forgive. Love also means acceptance. 
Love doesn't ask you to forget, but to accept with an open heart. 
Accept, and move on. 
Someone have once told me. 
"If you wanna go FAST, go ALONE. If you wanna go FAR, go TOGETHER."
I wanna go far. Far to Jannah. Together with you. InsyaAllah. 

Friday 18 October 2013

A School called Marriage

This entry is copied from here.

It might be a little late for us. But hey, insyaAllah panjang umur, banyak lagi yg kita akan lalui. Mari ambil sedikit iktibar utk masa hadapan. Bersama whoever jodoh kita pada masa itu. 

P/s: And please take note on the last point
......................................
Good time really flies…
Personally, I love to read books or article about marriage. I would love to know how happy couple stays happy together. And recently, a good friend of mine sent me this good piece of advice.. and I want to share this with all of you. To me, this piece is beautifully written with heart filled with pure love and faith..


Marriage is a school where you get the certificate before you start. 
A school where you will never graduate. 
A school without a break or a free period. 
A school where no one is allowed to drop out. 
A school which you will have to attend every day of your life. 
A school where there is no sick leave or holidays. 
A school founded by the Almighty:
1. On the foundation of love, 
2. The walls made of trust,
3. The door made of acceptance, 
4. The windows made of understanding. 
5. The furniture made of blessings. 
6. The roof made of faith. 
Before you forget, you are just a student not the principal. The Almighty is the principal.
Even at times of a storm, don’t be unwise and run outside.
Remember this school is the safest place to be. 
Never go to sleep before completing your assignments for the day. 
Never forget the C-word, communicate, communicate, communicate with your classmate and with the Principal.
If you find something in your classmate (spouse) that you do not appreciate, remember your classmate is also just a student not a graduate. The Almighty is not finished with him/her yet, so take it as a challenge and work on it together. 
Do not forget to study, study, study the Noble Book (the main textbook in this school). 
Start each day with a sacred assembly and end it the same way.
Sometimes you will feel like not attending class, yet you have to.
When tempted to quit find the courage and continue. 
Some tests and exams may be tough but remember the Principal knows how much you can bear. 
Still, it is one of the best schools on earth; joy, peace and happiness accompany each lesson of the day. 
Different subjects are offered in this school, yet love is the major subject. 
After all the years of being theoretical about it, now you have a chance to practice it. 
To be loved is a good thing, but to love is the greatest privilege of them all. 
Marriage is a place of love, so love your spouse but remember: “This class doesn’t involve a person who is not permitted into it”! If you invite your mother or father or your friends to this class,   or anyone who is not allowed to be there, you will fail the exam. 
It is you who should attend and it is you who will pass. 
Its your choice today:” build it or break it”. 
May the Almighty bless us all. Aameen..

Saturday 5 October 2013

Buat Sang Suami

Things i wanna share in this entry is not something new. I first read it when i was in UK, masa tu zaman bercinta. And i forwarded it to jumi (he was my boyfriend at that time). But now when i read it again, my feelings are different. 
Dulu aku baca dan aku suka. Now aku baca and i can totally relate to it. Aku dapat rasakan ini adalah luahan hati
sebenar seorang lelaki yang bergelar suami. Sebab kalau dia bukan seorang suami, dia tak mungkin tahu semua ni. 
So, kesimpulannya, semua orang dan setiap rumahtangga mengalami more or less the same drama and konflik. Terpulang pada kita
macam mana nk handle. 




Kata pujangga 
perempuan bagaikan angin 
lembutnya melenakan 
ributnya menggusarkan. 
Adakalanya mereka seperti ibu 
menyaji kasih, menghidang sayang 
adakalanya mereka seperti anak 
ingin dibelai, minta dimanjakan 
adakalanya mereka seperti nenek 
berleter seadanya, merungut semahuannya. 
Namun, 
teman kembara dalam kehidupan yang sementara ini. 
bahagia dan derita kita sangat berkait dengan mereka. 

( i ) 
Psst.... 
Tiba-tiba isteri merajuk 
pandai-pandailah memujuk 
buka telinga, tajamkan pendengaran,amati suaranya 
teliti dengan hati yang terseni 
rasional atau emosi ? 
andainya emosi, belailah emosi itu 
jangan cuba dihadapkan secara rasional 
kerana sidia tak akan terdaya 
mengunyah hujah,berilah walau seribu sebab 
lengkap dengan perangkaan statistik 
atau dokumen saintifik 
berserta dengan beberapa affidavit 
dia tetap melulu kerana fikiran sudah berjerebu. 
Dalam situasi ini 
fikiran telah ditawan perasaan 
sebaiknya, perhaluskan kata, perindahkan bahasa 
jinakkan perasaan, hadiahkan senyuman. 
Masih gagal ? 
cuba gunakan sentuhan 
semarakkan belaian. 
Masih gagal juga ? 
Tunggu saja rajuknya reda 
emosi isteri 
bagai riak-riak air dalam cawan 
jangan digoncang...... buat selamba 
lambat laun, gelombang akan tenang 
air dicawan akan kita minum jua. 
Tapi awas..... 
kalau ternyata, rajuknya berfakta 
masamnya berdata, geramnya berilmiah 
marahnya ada prima facie 
ini rajuk taraf tinggi namanya 
perlu ditangani berhati-hati 
kalau ternyata benar,apa salahnya kita terima 
mengaku lalu berjanji serta berikrar 
" Sayang abang tak ulang lagi " 
katakan " Sayang....abang alpa " 
bisikkan " Darling.. I lupa.." 
hulurkan tangan, pinta kemaafan 
pendekatan kasanova, tapi hati suci 
Rajuk isteri seperti mangga muda 
perisanya masam 
tetapi... 
kalau kena cicahnya 
enaknya akan terasa. 
ingat, api yang panas, padam oleh salji yang dingin. 

( ii ) 
Arghh... 
tiba-tiba isteri merungut 
malah kadangkala agak mengugut 
minta aksesori serta perabut 
minta Villa yang tersergam indah 
atau mahligai di lereng bukit 
sedangkan kita bukan Shah Jehan 
yang mampu membina Taj Mahal buat isterinya 
tetapi isteri pula, persis Nur Jehan 
yang meminta petanda keagungan cintanya 
Katanya " Seabadi permata.... 
segermelapan intan " ... 
sedangkan ditangan kita 
cuma cincin tembaga. 
Aduh... 
peritnya mengukur cinta 
dalam ukuran mayam atau menimbang setia 
menerusi Bursa Saham papan utama 
kasih isteri, turun naik 
mengikut kadar tukaran wang asing. 
Tiada guna menyesali diri 
diakan dulu pilihan kita ? 
semasa mekarnya 
dia dihargai, dipuja-puji 
dia kini sudah menjadi ibu 
pada anak-anak kita 
sudah takdir... 
permata yang dipilih 
perlu digilap semula. 
Namun 
putus asa jangan sekali 
terimalah dia, dengan redha. 
justeru isteri 
pada hakikatnya 
adalah bayang-bayang suami 
wanita adalah tulang rusuk yang bengkok 
luruskan dengan berhati-hati bertegas tapi jangan berkeras 
lembut tapi jangan reput. 
Katakan $ bukan segala-galanya 
lalu pada saat yang kudus 
setelah bersolat bersama 
bisikkanlah " Duhai isteriku... 
marilah kita bina perkahwinan ini 
dengan cinta yang sejati 
marilah kita kutip rezeki 
dengan keringat tersuci 
kita cari harta, tetapi itu bukan segala-galanya 
padamu isteri,istanamu, di hati ini 
padamu sayang 
kalung cintamu, di jiwa ini." 

( iii ) 
Puuuh... 
Akan tiba masanya bila 'isteri' di hati tapi kurang di mata 
usia meningkat kecantikan tergugat 
dulu yang kita lihat mulus kini beransur pupus 
betis, tidak lagi bunting padi 
pipi, bukan lagi pauh dilayang 
apakah dengan itu akan berkurang cinta kita ? 
jika berkurang, nyatalah cinta kita 
selama ini cinta di mata bertapak di body 
tapi jika cinta tetap kekal malah semakin bertambah 
ertinya cinta kita di hati, berpasak di budi. 
itulah cinta sejati. 
Namun tidak salah 
di samping menyanjung budi, 
kita merampingkan 'body' 
kalau ada kesempatan 
ajaklah dia bersenam, amalkan puasa sunat 
tapi ingat niat kerana Tuhan 
bukan kerana ingin kuruskan badan 
tapi Tuhan Maha Penyayang 
Dia pasti membantu isteri yang memburu keredhaan suami 
tak salah kalau mohon kesihatan, kecantikan dan kecergasan 
sama-samalah merampinkan badan 
yang terlebih dikurangkan 
jangan sesekali mencemuh apalagi menjauh 
apa gunanya membandingkan isteri dengan perawan. 
Bukan masanya lagi merenung dara 
tapi kini saat menghitung dosa 
lalu ajaklah isteri sama-sama menambah bakti 
moga-moga cinta kita kekal ke hujung usia 
di dunia ini dan di akhirat nanti 
itulah yang dikatakan 
hidup berdua, 'selepas' mati pun bersama. 

( iv ) 
Uhhh.... 
Kekadang isteri mengamuk 
dengan ombak prasangka dan taufan cemburu 
Apa bukti setiamu suami ? 
Apakah tandanya hanya aku di hatimu ? 
kekadang disergahnya kita 
ketika keringat masih membasah 
baru menjengah pintu rumah. 
Ketika itu nilailah diri 
mungkin kita berdosa dengan Tuhan 
atau bersalah dengan insan 
mungkin banyak kezaliman dan penganiayaan 
yang telah kita lakukan 
Lalu datang teguran, amaran dan peringatan 
secara 'indirect' dari Tuhan 
hadapkanlah diri ke cermin hati 
kaji diri satu persatu 
kalau liar, berhentilah 
kalau berdosa, bertaubatlah 
Sebaliknya jika ternyata isteri yang melulu 
nasihatkanlah baik-baik 
bukan senang nak senang 
ingatlah mustika kata dalam kitab-kitab tua 
suami yang bersabar dengan isteri yang jahat 
akan mendapat pahala Nabi Ayub 
atau ingatlah pesan Sayidina Umar al-Khattab 
ketika didatangi seorang suami yang dileteri isteri : 
" Bersabarlah, kerana sesungguhnya isteri telah banyak 
membantu kita. Dia yang menyelamatkan kita daripada amukan nafsu. 
Dia yang membantu menjaga makan minum kita. 
Dia yang mencuci kain baju kita 
Dia yang membantu membersihkan rumah kita... 
lalu apa salahnya kita bersabar dengan sedikit 
kerenahnya ? " 

( v ) 
Marilah sama-sama kita tabur secubit salji pada segenggam api. 
Telah banyak kita dengar cerita keruntuhan, kisah perpisahan. 
Marilah kita suburkan kembali pohon perkahwinan ini 
walaupun sudah berdekad-dekad usianya. 
Institusi ini adalah kubu terakhir kita. 
Marilah kita pertahankan bersama si dia. 
si diaku, si diamu 
cinta kita jangan mati dalam arus dunia siber, 
biar setia kita makin waja. 
Biarlah skrin-skrin internet atau inranet memaparkan 
yang indah-indah pantulan seri rumah tangga kita. 
Bicara ini diakhiri dengan satu coretan 
yang mungkin boleh diguriskan pada kad hari lahir isteri 
atau kad ulang tahun perkahwinan 
atau surat biru yang ingin kau utuskan padanya... 
Atau kau pahatkan saja di halaman hatimu pada malam nanti : 
Aku hanya seorang suami 
yang menerima setulus hati 
seorang isteri. 
Janji yang termeterai 
di akad nikah kita musim yang lalu. 
Salam kuhulur buat menyapa hatimu nan luhur. 
Bersamalah kita harungi 
derita yang datang. 
Bersatulah kita tempuhi 
nikmat yang bertandang. 
Denai perkahwinan 
pasti dihujani air mata. 
Biar kita rasa: rupanya syurga itu 
sangat tinggi maharnya. 
Isteri... 
tidak kutagih setia, sesetia Hawa. 
Atau kerinduan menggila Laila 
yang sangat dalam. 
Terimalah kehadiranku 
di sudut tersuci di dalam hatimu..... 
seorang isteri.